Bantul (newsflash-ri)_Fenomena kejahatan jalanan yang saat ini terjadi di wilayah Yogyakarta dan daerah sekitarnya telah menciptakan keresahan di masyarakat khususnya para orang tua karena pada umumnya kejadian kejahatan ini melibatkan anak muda usia remaja antara 14-19 tahun yang merupakan pelajar.
Para pelaku kejahatan jalanan oleh remaja ini tidak jarang memiliki motif ekonomi yang pelakunya akan mengincar target, dimana para korban dengan situasi yang sepi, lengah dan lemah akan menjadi sasarannya.
Kejahatan jalanan oleh remaja ini seharusnya menjadi perhatian bersama semua elemen dimana mayoritas pelaku adalah remaja yang kurang mendapat perhatian dari orang tua. Mulai kementrian Agama, Balai Pengawasan Obat Terlarang sampai dengan dinas BKKBN harus turun langsung bersama ikut menyelamatkan masa depan bangsa ini.
Dalam sejarahnya Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya merupakan daerah yang merupakan basis persaingan politik yang penting di Indonesia, terutama oleh aliran politik nasionalis dan agamis. Budaya kekerasan yang dilakukan oleh pelajar di Yogyakarta sudah ada sejak era 1980-an dan 1990-an. Kekerasan yang dilakukan pelajar pada masa itu dilakukan oleh dua geng besar yang legendaris yaitu QZRUH di bagian utara Kota Jogja yang cenderung bernuansa nasionalis dan JOXZIN di bagian selatan Kota Jogja yang cenderung bernuansa agamis.
Dalam perkembangannya dari salah satu basis Joxzin telah muncul kelompok baru dengan dipelopori oleh tokoh yang lebih muda di tahun 1999 an salah satunya kelompok Plester. Kelompok Plester ini dipelopori oleh Sdr. Ganda saat ini telah memiliki basis pendukung ribuan dari kalangan pelajar sampai dengan dewasa yang tersebar di seluruh wilayah Yogyakarta.
Pada tahun 2019 telah muncul cabang dari kelompok Plester yaitu Plester Bantul Kota.
Plester Bantul kota lahir karena adanya desakan dari akar rumput Plester wilayah Sewon dan Bantul kota untuk membentuk cabang Bantul kota dan sekitarnya guna kebutuhan organisasi maupun dorongan kepentingan Politik. Tokoh yang dituakan di kelompok ini yaitu Koko alias Handoko dan Roni. Kelompok ini merasa prihatin terhadap situasi saat ini dimana pelaku kejahatan jalanan yang dilakukan remaja saat ini menimbulkan dampak teror di masyarakat yang luas. Fenomena ini tidak cukup pelakunya dihakimi saja namun harus ditangani secara bersama-sama secara sinergis antara aparat penegak hukum, Para tokoh agama dan kepemudaan sampai dengan instansi-instansi di daerah bersama-sama untuk menangani kenakalan remaja ini secara serius.
Anggota kelompok Plester Bantul kota ini dulu sebagian merupakan pelaku kenakalan remaja namun saat ini memiliki banyak kegiatan yang positif, misalnya kegiatan Bhakti sosial dan kegiatan positif lainnya. Kini banyak anggota Plester Bantul kota yang dituakan memiliki pekerjaan mapan yang bergerak diberbagai bidang diantaranya Property, dagang dan jasa bahkan beberapa diantaranya tergolong sukses dengan bidang yang digelutinya. Sadar akan generasi muda merupakan harapan bangsa, kelompok ini tidak segan mengeluarkan anggotanya jika terlibat kejahatan maupun narkotika.
Terkait menjelang adanya Pilbup Bantul tahun 2020 kelompok Plester Bantul kota bh mendukung kesuksesan pelaksanaannya berlangsung dengan rasa aman damai dan kondusif .(Acy)
0 Comments