Sleman (newsflash-ri)____Ditengah maraknya penolakan terhadap RUU HIP yang dilakukan oleh ormas dan kelompok mahasiswa di Wilayah Kabupaten Sleman memunculkan berbagai tanggapan dari beberapa pihak salah satunya dari H. Mulyono, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Seyegan (8/8) yang beranggapan bahwa RUU yang diusulkan oleh DPR RI dan disebut telah ditetapkan dalam Prolegnas RUU Prioritas Tahun 2020 tersebut untuk tidak dilanjutkan pembahasannya hal ini sesuai dengan pendapat Pengurus Pusat Muhammadiyah meminta agar pembahasan Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila tidak dilanjutkan.
Meski berpendapat untuk tidak melanjutkan proses pembahasan terhadap RUU ini namun pihaknya kurang sependapat jika protes untuk tidak melanjutkan proses pembahasannya dilakukan dengan aksi-aksi atau kegiatan yang dapat mengganggu bahkan merugikan kepentingan umum, salah satunya dengan aksi demonstrasi yang bersifat anarkhis, menurutnya ada mekanisme yang lebih elegant yang dapat dilakukan sebagai bentuk protes terhadap RUU HIP.
Sementara selain berpendapat tentang RUU HIP yang diusulkan oleh DPR RI H. Mulyono, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Seyegan juga memberikan perhatian terhadap situasi politik Kabupaten Sleman mengingat saat ini sedang berlangsung tahapan Pilkada Sleman 2020 untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sleman periode 2020-2025, salah satu yang bisa dilakukannya adalah bersikap netral dengan tidak memberikan instruksi secara resmi terhadap organisasi Pimpinan Cabang Muhamadiyah (PCM) Seyegan dan warga masyarakat Seyegan yang tergabung dalam Ormas Muhamadiyah Seyegan untuk memilih dan memenangkan salah satu paslon dalam pelaksanaan Pilkada Sleman 2020.
Menyikapi situasi politik yang semakin hari semakin terasa hangat utamanya tentang rivalitas paslon, menurutnya hal ini jelas terlihat di media sosial, dari hasil pengamatannya meski saat ini kampanye yang dilakukan oleh Tim IT masing-masing paslon di media sosial masih bersifat wajar dengan menampilkan visi-misi dan kelebihannya dalam mencari simpati terhadap masyarakat pihaknya mewanti-wanti terhadap tim sukses masing-masing paslon untuk tidak melakukan kampanye dengan menyebar hoax, ujaran kebencian dan hate speech di media sosial yang dapat mengganggu situasi kamtibmas di masyarakat. Menanggapi apabila ada berita hoax, ujaran kebencian dan hate speech terkait pelaksanaan Pilkada Sleman 2020 pihaknya berharap agar masyarakat lebih arif dan bijak dalam bermedia sosial dengan menyaring informasi dan tidak menyebar informasi yang belum tentu benar keberadannya "saring dulu baru share". (tgh)
0 Comments