Mahasiswa Sumba Harus Kompak Dan Rukun Dengan Mahasiswa Pendatang Lainnya di DIY



Sleman (newsflash-ri)____Sebutan Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota wisata telah membuat banyaknya pendatang dengan tujuan untuk menempuh pendidikan di PTN / S maupun bertujuan untuk bekerja terutama di Kabupaten Sleman yang merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki banyak PTN / S maupun lokasi tujuan wisata sehingga hal tersebut menarik banyaknya pendatang dan menciptakan keanekaragaman budaya. 


Peristiwa rantau-merantau sering terjadi dalam masyarakat. Seseorang pergi merantau didorong oleh berbagai macam motivasi, seperti menuntut ilmu atau mencari nafkah. Peristiwa seperti itu juga dialami oleh mahasiswa yang berasal dari Sumba, Nusa Tenggara Timur. Mahasiswa dari Sumba banyak yang merantau ke D.I. Yogyakarta, hal tersebut mereka lakukan dengan tujuan menuntut ilmu atau mencari nafkah. 


Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi tujuan tempat perantauan mereka karena dikenal sebagai kota pelajar yang memungkinkan mereka menuntut ilmu maupun mencari pekerjaan. Para perantau itu akhirnya banyak yang menetap di DIY karena merasa sudah mapan dan nyaman hidupnya. Mereka yang semula hanya ingin menuntut ilmu akhirnya mendapat pekerjaan di DIY bakan banyak pula yang mendapatkan jodoh di DIY, baik dengan sesama suku maupun antar suku. 


Banyak warga Sumba yang telah menetap di Kabupaten Sleman dimana dalam menjalin persaudaraan di antara warga Sumba telah dibentuk kelompok yang beranggotakan warga Sumba khususnya mahasiswa. 


Kami mendapatkan kesempatan untuk berbincang dengan salah satu tetua kelompok warga Sumba di wilayah Kabupaten Sleman salah satunya Bapak Eko. 


Eko merupakan warga Sumba yang pada awalnya bertujuan untuk menuntut ilmu di salah satu PTS di Kabupaten Sleman dan saat ini telah menetap dan mencari nafkah di Kabupaten Sleman.


" Saya sudah bertahun-tahun tinggal di wilayah Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman untuk menuntut ilmu dan saat ini telah bekerja, selama kami tinggal di D.I. Yogyakarta sangat senang dengan lingkungan serta warga asli di sini yang terkenal ramah " ungkap Eko. 


Dengan pengalaman Eko dari mulai kuliah hingga bekerja, saat ini Eko membimbing adik - adiknya yang sedang merantau ke Kabupaten Sleman untuk melanjutkan kuliah. Banyaknya pandangan kurang baik terhadap warga Indonesia Timur yang dinilai arogan membuat Eko tergerak untuk membimbing adik-adiknya agar tidak terpengaruh dengan adanya pandangan tersebut.


“ Kami sebagai warga pendatang khususnya yang berasal dari Sumba, sebenarnya tidak seperti pandangan kurang baik yang telah terbentuk di masyarakat luar, kami selalu terbuka dengan warga masyarakat setempat “


Dalam kesempatan tersebut Bapak Eko mengajak seluruh warga Sumba yang tinggal di Kabupaten Sleman agar selalu kompak dan menjaga silaturahmi dengan warga asli Sleman. 


" Keanekaragaman suku dan budaya di Kabupaten Sleman selain memberikan dampak positif juga rentan akan permasalahan komplek diantaranya permasalahan sara yang merupakan permasalahan sangat peka sehingga dapat menimbulkan ancaman terhadap terjadinya perselisihan secara luas" ungkap Eko. 


Bapak Eko mengajak seluruh warga di Kabupaten Sleman khususnya warga Sumba untuk bijak dalam menyikapi permasalahan yang dapat mengarah kepada sara. 


Bapak Eko mengatakan "Kami mendukung Aparat keamanan dalam menciptakan kondusifitas di wilayah Kabupaten Sleman dengan menangkal isu-isu sara yang banyak beredar terutama di media sosial".(kus)

0 Comments