warga Padukuhan Onggojayan, Banyurejo, Tempel Dukung Proyek Tol Jogja-Bawen

 


Sleman (newsflash-ri)___Proses pembangunan jalan tol Jogja Bawen saat ini telah memasuki tahap pelaksanaan pembebasan lahan yang dilakukan oleh Kanwil BPN Propinsi DIY. Hal tersebut dilakukan setelah ijin penentuan lokasi (IPL) turun. Setelah pendataan lahan yang dilakukan selesai data tersebut kemudian akan diserahkan kepada tim aprisial untuk menentukan besaran ganti rugi tanah terdampak. Pedukuhan Onggojayan Banyurejo Tempel Sleman merupakan salah satu wilayah yang terdampak pembangunan jalan tol Jogja Bawen. Sebanyak 68 KK tanahnya terdampak pembangunan proyek strategis tersebut. 



Pada saat proses sosialisasi yang dilaksanakan oleh Dinas Perumahan dan Tata Ruang DIY di balai desa Banyurejo terjadi aksi unjuk rasa dan pernyataan sikap yang dilakukan oleh paguyuban Mujahadah Malam Senin dusun Onggojayan Banyurejo Tempel Sleman. Aksi tersebut merupakan dampak akibat tanah dan rumah mereka terdampak pembangunan proyek jalan tol Jogja Bawen. Paguyuban Mujahadah Malam Senin dusun Onggojayan Banyurejo Tempel Sleman merupakan kelompok masyarakat pedukuhan Onggojayan Banyurejo Tempel Sleman yang dipimpin oleh Bemuh Tarom. 


Bemuh Tarom Minggu (28/1) menjelaskan bahwa seluruh warga onggojayan  yang terdampak terdampak proyek Tol Jogja Bawen termasuk didalamnya kelompok  Paguyuban Mujahadah Malam Senin Dusun Onggojayan pada dasarnya mereka menerima dan menyetujui adanya pembebasan lahan proyek tol ini akan tetapi mereka hanya ingin beban psikis mereka ini juga dihargai yakni dengan harapan kepada pemerintah memberikan ganti untung yang benar-benar tidak merugikan warga yang terdampak proyek ini dan tidak terlalu rendah sehingga tidak menjadikan beban warga untuk membeli lahan serta membangun rumah tinggal nya kembali. 


Warga Onggojayan  adalah warga yang taat hukum dan mendukung program pemerintah.  Selaku pimpinan paguyuban dirinya selalu menghimbau kepada segenap anggotanya apabila dikemudian hari pada penetapan harga ganti untung lahan dirasa warga yang terdampak terlalu rendah, agar dalam  melakukan protes kepada pemerintah setempat maupun pihak pelaksana proyek baim dilakukan secara prosedur dengan tidak melibatkan massa untuk melakukan aksi unjuk rasa maupun aksi blokade pada saat dilakukan pematokan lahan maupun pada waktu proyek jalan tol ini akan dimulai. 

 

Secara terpisah Dukuh Onggojayan, Banyurejo, Tempel, Sleman Muh. Muslim ketika dihubungi terkait masalah tersebut mengatakan bahwa terkait pembangunan Tol Jogja Bawen, bahwa dulu itu pernah ada aksi akan tetapi hanya menuntut agar dlm pembebasan lahan agar dilakukan ganti untung dengan catatan harga yang tidak terlalu rendah.  Warga dusun Onggojayan pada dasarnya setuju, secara administrasi telah menandatangi surat kerelaan lahan yg dimiliki warga untuk dibangun tol cuma hanya meminta agar ganti untung lahan yang benar-benar tidak merugikan kedepannya bagi mereka sendiri mengingat dengan adanya proyek ini mereka harus berpindah tempat tinggal dan membutuhkan biaya cukup tinggi. 

Warga secara psikis memang berat utk meninggalkan tempat tinggal sekarang mengingat merupakan tanah kelahirannya dan asli pribumi sini, hal ini yang membuat warga setengah hati berat secara psikis dan berharap beban psikis mereka juga dihargai. 

Secara umum seluruh warga Desa Banyurejo tidak ada yang menolak proyek pembangunan Tol Jogja Bawen ini. Akan tetapi sebagian warga ada yang menuntut agar harga penggantian lahan yang terkena proyek tidak terlalu rendah dan warga dapat memiliki kembali rumah serta lahan tempat tinggal sebanding dengan lahan yang terkena pembebasan proyek ini. 

Dari pihak desa telah berkoordinasi dengan warga Onggojayan dan kelompok  Paguyuban Mujahadah Malam Senin dusun Onggojayan yang terkena pembebasan lahan proyek Tol Jogja Bawen. Terkait permasalahan ini dari warga tidak akan terpengaruh apabila ada LSM atau pihak manapun yang ingin ikut campur dalam permasalahan ini demi menjaga kondusifitas wilayah.(bar)

0 Comments