Sleman (newsflash-ri)______Musibah Pandemi Covid 19 / Virus Corona yang mulai menjangkit di Indonesia pada bulan maret 2020 silam mengakibatkan berbagai dampak yang dirasakan oleh masyarakat, selain menimbulkan banyaknya korban jiwa dampak tersebut mencakup dampak ekonomi, sosial, dan keamanan. diketahui hingga saat ini belum ada obat/vaksin ampuh untuk menenyembuhkan Covid 19 / Virus Corona.
Saat ini sudah hampir 1 tahun berlalu berbagai cara sudah dilakukan pemerintah dalam rangka mengatasi pandemi tersebut, meski menunjukkan angka kemajuan namun belum siknifikan sehingga kegiatan sosial kemasyarakatan belum pulih sepenuhnya, dalam hal ini kegiatan belajar mengajar yang hampir 1 generasi mengalami hambatan dikarenakan harus melalui proses belajar mengajar secara daring (online)
Mensikapi kondisi yang belum menentu seperti sekarang ini, beberapa lembaga pendidikan memutuskan untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan sistem tatap muka. Dalam hal ini lembaga pendidikan yang sudah diijinkan untuk melaksanakan proses belajar mengajar dengan sistem tatap muka adalah Pondok Pesantren dengan persyaratan menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.
Pondok Pesantren dianggap memenuhi kriteria melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara langsung (tatap muka) dikarenakan baik santri maupun tenaga pengajar (Ustadz) tinggal dalam satu lingkungan Pondok, dimana lingkungan tersebut tertutup bagi masyarakat umum, sehingga potensi penyebaran covid-19 cukup kecil
Pondok Pesantren yang berada di Kabupaten Sleman sampai saat ini melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka, salah satu Pondok Pesantren tersebut adalah Ponpes Zuhriyah asuhan H. AHMAD HENY MIFTA, S.H, M.Si yang beralamat di Rejondani Sariharjo Ngaglik Sleman
Menurut Ketua Ponpes Zuhriyah H. AHMAD HENY MIFTA, S.H, M.Si. kegiatan belajar mengajar di Ponpes tetap seperti biasa namun dengan penerapan protokol kesehatan, “ Pada awal Pandemi kegiatan belajar mengajar sempat diliburkan dan para santri dipulangkan ke daerah asal masing-masing, namun seiring berjalannya waktu, Ponpes memutuskan untuk kembali melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara langsung dengan perimbangan demi kebaikan pendidikan santri” tuturnya Kamis (17/2)
“Dalam pelaksanaannya kami selalu menerapkan pola hidup bersih dan sehat serta protokol kesehatan yang ketat. Kegiatan belajar mengajar secara langsung sangat penting demi membentuk karakter santri dan pembelajaran atitude yang tidak mungkin bisa dilaksanakan secara daring (online)” lanjut H Ahmad menambahkan.
Mensikapi situasi yang tidak menentu dan belum adanya kepastian kapan Pandemi Covid-19 akan berakhir, maka pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan ada baiknya mengambil contoh kegiatan belajar-mengajar di Pondok Pesantren sebagai referensi dalam mengambil kebijakan dalam hal metode/sistem pendidikan ditengah Pandemi Covid-19 (dms)
0 Comments