Gunungkidul (newsflash-ri)____Salah satu konflik antar-suporter yang menarik untuk dibahas adalah konflik antara PSIM Yogyakarta dengan PSS Sleman.
Keduanya memiliki jumlah massa yang sama–sama besar dan menngklaim dirinya sebagai tim yang terbaik di DIY. PSIM datang dari wilayah kotamadya terkenal dengan kelompok suporternya yang bernama Brajamusti (Brayat Jogja Mataram Utama Sejati), sementara datang dari wilayah kabupaten Sleman, PSS dengan pendukung setianya, Slemania dan BCS (Brigata Curva Sud).
Konflik antara kedua kelompok suporter di Jogja ini pertama kali terjadi di Sleman pada tahun 2001. Ditengarai oleh sikap suporter Sleman yang mengusir kelompok suporter dari Mataram (PSIM) dan melempari kelompok tersebut sehingga memicu konflik–konflik lainnya antara kedua kelompok tersebut. Gesekan kedua kelompok tersebut tidak hanya terjadi pada region kotamadya atau Kabupaten Sleman saja namun meluas pada kabupaten lain seperti Gunungkidul yang memiliki basis suporter baik dari PSIM maupun PSS.
Bima Maruf selaku Korlap Suporter PSS Sleman di wilayah Gunungkidul mengkonformasi adanya gesekan yang pernah terjadi antara suporter PSS dan suporter PSIM yang ada di wilayah Gunungkidul. Aksi saling serang pernah terjadi di beberapa lokasi yang disinyilair menjadi basis komunitas atau laskar kedua kolompok suporter tersebut.
Mensikapi hal tersebut, maka pada hari Kamis, (11/08/2022) Bima Maruf bersama dengan beberapa rekannya mengajak seluruh elemen suporter PSS Sleman yang ada di Gunungkidul untuk berkomitmen menjaga keamanan dan kenyaman di wilayah Gunungkidul dengan menyebarkan brosur maupun memasang banner berisi pesan himbauan agar tidak memancing maupun terpancing sehingga tidak timbul kembali gejolak antar kedua kelompok suporter di lokasi-lokasi yang sering digunakan untuk berkumpul komunitas dari suporter PSS Sleman. (Wid)
0 Comments