Berbeda Boleh, Tapi Suporter Harus Tetap Rukun

Gunungkidul (newsflash-ri)_____Pertandingan Big Match mempertemukan Arema Vs Persebaya yang digelar di Stadion Kanjuruhan, Malang berakhir menjadi tragedi Aremania suporter Arema Malang, pasalnya laga yang syarat rivalitas tersebut dimenangkan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3.




Akhir pertandingan sebagian Aremania turun kelapangan sehingga pihak keamanan melakukan tindakan pencegahan demi mengamanakan para pemain Arema maupun Persebaya Surabaya.

Namun suporter semakin tidak bisa dikendalikan sehingga pihak keamanan terpaksa memberikan tindakan terukur dengan cara membubarkan suporter yang sudah banyak memasuki lapangan.

Berita duka tersebar disosial media yang mengatakan banyak korban jiwa atas kerusuhan tersebut yang merenggut nyawa lebih dari 100 orang.

Heri santoso menyatakan, Selasa (25/10/22) sebagi anggota PSSI Provinsi DIY menyayangkan tragedi Kanjuruhan terjadi karena sepak bola tidak sebanding dengan nyawa dan sepak bola seharusnya dinikmati bukan ajang kekerasan karena rivalitas semata.

Sebagai pengurus PSSI Provinsi DIY mempunyai tanggung jawab terhadap perdamaian suporter yang berada di Kabupaten Gunungkidul karena "Saya merupakan orang Gunungkidul yang cinta sepak bola damai"

Momen tersebut direalisasikan dengan menggelar doa di Titik Nol Gunungkidul atau lebih tepatnya di depan alun-alun Kota Wonosari bersama elemen suporter yang berada di Gunungkidul. Doa bersama digelar sebagai wujud solidaritas bagi korban tragedi Kanjuruhan Malang, yang menelan ratusan korban jiwa.

Seharusnya dengan adanya olahraga menjadikan warga menjadi satu kesatuan yaitu Indonesia. Namun jika sudah ada korban jiwa tentu saja ini melukai dan menciderai olahraga itu sendiri," tuturnya.

Ia menganggap bahwa para suporter sangat bersemangat ketika tim idolanya bermain di lapangan sepakbola. Namun, semangat tersebut juga harus diimbangi dengan semangat menjaga solidaritas antarsuporter.

Menurutnya, perbedaan pendapat atau dukungan tentunya merupakan hak setiap suporter. Namun demikian, setiap suporter ini adalah bagian dari Indonesia yang menjunjung tinggi nilai nilai Pancasila terutama sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia.

"Berbeda itu boleh, namun alangkah baiknya jika bersatu. Cukup rivalitas permainan hanya cukup 90 menit waktu pertandingan, setelah itu adalah kembali bersaudara," katanya. (nur)

0 Comments